Arabic Blog

dok.2023-xe

    Qawa'id seringnya menjadi bagian yang dianggap sulit dalam pembelajaran Bahasa Arab. Pasalnya qawa'id sebagai kaidah kebahasaan menyangkut persoalan struktur bahasa dimana bagi penutur asing terasa cukup berat untuk dipelajari. Meskipun begitu dalam praktik pembelajarannya ada banyak metode yang dapat diterapkan untuk membuat qawa'id terasa lebih menyenangkan.

    Salah satu upaya mengelola qawa'id pada pembelajaran Bahasa Arab di madrasah adalah dengan menjadikan lagu sebagai media belajar. Kali ini materi aqsam al-kalimah; fi'il, ism, harf  di fase E (kelas X) yang mesti diidentifikasi. Setelah peserta didik diberikan pemahaman mengenai teori dasar aqsam al-kalimah yakni jenis-jenis kata, mereka diberi kesempatan untuk menentukan sendiri objek untuk mengkaji jenis kata tersebut. 

    
    
    Pilihan peserta didik jatuh pada lagu Bahasa Arab berjudul al-Hijratu yang dipopulerkan oleh Mohamed Yusuf. Lagu ini menjadi pilihan sebab sedang tren pada waktu pembelajaran berlangsung yaitu menjelang akhir 2023. Selain itu mufradat atau kosakata yang digunakan dalam al-Hijratu juga terbilang friendly untuk pembelajar Bahasa Arab pemula.

    Hasil dari pembelajaran qawa'id ini, peserta didik membuat daftar identifikasi yang termasuk kategori harf (huruf), isim (kata benda), dan fi'il (kata kerja). Berhubung objek yang diidentifikasi adalah lagu, maka sepanjang pembelajaran kelas dipenuhi alunan lirik al-Hijratu. Peserta didik pun antusias dan tidak terbebani melewati pembelajaran qawa'id.


sumber: pinterest.ie

Filsafat merupakan salah satu pembicaraan yang sangat menarik untuk dibahas, karena bisa berujung adu argumen berkepanjangan. Pada kenyataannya filsafat memang kerap menimbulkan pro kontra, tetapi justru karena itu filsafat menjadi salah satu ilmu yang patut dipelajari. Berikut ini adalah beberapa pengertian filsafat serta kajian-kajiannya.

1. Pengertian Filsafat

Filsafat tidak bisa serta merta dipahami hanya dari sisi saja, melainkan harus menggabungkan banyak hal sebab jangkauannya yang meluas. Langkah pertama untuk mulai mempelajari tentang ilmu filsafat adalah berangkat dari pengertiannya. Berikut adalah pengertian filsafat jika ditinjau dari beberapa aspek penting.

Pengertian Filsafat Berdasarkan Cinta Kebijaksanaan

Ini merupakan pengertian berdasarkan asal dari kata filsafat sendiri. Menurut Phytagoras, kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘philo’ yang berarti ‘cinta’ dan ‘sophia’ yang berarti kebijaksanaan. Jadi jika digabungkan, maka filsafat dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan yang berkembang dan merujuk pada kecakapan terhadap suatu bidang.

Pengertian Filsafat Secara Umum

Pengertian filsafat secara umum berkaitan dengan pertanyaan yang kerap timbul di dalam benak dan ada usaha untuk mencari jawabannya. Sebut saja pertanyaan seperti “siapa aku?”, “dari mana manusia berasal?”, “apa itu kebaikan dan kejahatan?”, dan masih banyak lagi. sederhananya secara umum filsafat dapat masuk ke berbagai ranah kehidupan.

Pengertian Filsafat Secara Khusus

Jika memandang filsafat secara khusus, maka yang perlu dilakukan adalah menyandingkan filsafat dengan nama seorang filsuf. Misalnya filsafat Plato, filsafat Aristoteles, filsafat Ibnu Sina, dan filsafat Socrates. Rangkaian tersebut akan menghasilkan teori berbeda-beda bahkan tentang pengertian filsafat sendiri.

Pengertian Filsafat Berdasarkan Himah Kehidupan

Filsafat berdasarkan hikmah kehidupan adalah suatu orientasi yang membantu manusia dalam memperoleh pencerahan sesuai kemampuan akalnya. Menurut pengertian ini para filsuf berusaha mengamati, memahami, serta menafsirkan suatu persoalan kehidupan, kemudian berusaha mencari solusinya.

2. Kajian-Kajian Filsafat

Beerhubung kajian filsafat sangatlah meluas dan bisa menyentuh berbagai aspek kehidupan, makanya perlu dipetakan. Ada tiga objek kajian filsafat yaitu kajian ontologi, kajian epistimologi, dan kajian aksiologi. Berikut adalah ulasan lebih lanjut mengenai ketiga objek kajian filsafat tersebut.

Ontologi (Ilmu Tentang Wujud)

Ada begitu banyak ilmu yang dipelajari di jenjang sekolah hingga perguruan tinggi, tetapi kebanyakan hanya membahas tentang wujud material. Oleh sebab itu filsafat hadir untuk membawahi suatu ilmu yang juga mencakup tentang wujud immaterial. Ilmu tersebut kemudian dikenal sebagai objek kajian filsafat yang disebut ontologi.

Sesuai dengan namanya, ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang wujud atau keberadaan suatu zat. Wujud yang dikaji mencakup wujud yang bisa diterima akal sampai yang tidak terjangkau oleh pikiran manusia seperti wujud Tuhan dan jiwa manusia. Ontologi sendiri adalah kajian dasar atau gerbang utama menuju bahasan filsafat yang lebih dalam.

Sayangnya karena langkah awal mengkaji ontologi adalah mempertanyakan mengenai keberadaan suatu wujud, termasuk Tuhan, banyak yang menentang. Bahkan tidak jarang yang mengharamkan kajian filsafat. Meski begitu sampai ontologi tetap menjadi ilmu yang sangat dibutuhkan terutama aspek keagamaan.

Epistimologi (Ilmu Tentang Pengetahuan)

Kajian epistimologi sebenarnya adalah kelanjutan dari kajian ontologi. Sederahananya ada beberapa hal yang mungkin tidak dapat diterima akal sebagai hasil dari studi ontologi. Saat itulah kajian epistimologi sebagai studi tentang pengetahuan dibutuhkan untuk memberikan jawaban yang masuk akal.

Epistimologi sendiri merupakan objek kajian filsafat yang bersifat indepen artinya dapat berdiri sendiri. Nama John Locke dipercaya sebagai perintis yang menjadikan epistimologi bersifat independe. Hal ini berangkat dari pertanyaan Locke tentang esensi, asal-usul, tingkat keyakinan, serta batasan pengetahuan.

Aksiologi (Ilmu Tentang Nilai)

Aksiologi atau ilmu tentang nilai merupakan tujuan akhir dari kedua objek kajian filsafat yang lainnya. Kajian ini secara khusus membicarakan tentang sistem nilai atau cita-cita tertinggi. Adapun yang dimaksud nilai dalam kajian ini adalah kebenaran, keindahan, dan kebaikan. Ada tiga cabang pembahasan dalam aksiologi yaitu logika, etika, dan estetika.

Logika adalah ilmu mengenai kebenaran yang dibutuhkan sebagai penerangan untuk menghindari kesalahan. Etika adalah ilmu tentang nilai-nilai kebaikan yang dapat membantu untuk mengarahkan perilaku. Sementara estetika adalah ilmu yang membahas tentang keindahan sebagai suatu perwujudan dari rasa.


sumber: avax.news

Benar memang kalau olahraga adalah salah satu kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat tubuh lebih bugar. Hanya saat ini olahraga bukan hanya sebatas itu, tetapi meningkat menjadi ajang untuk menguji adrenalin. Nah, berikut ini adalah 6 olahraga paling ekstrem di dunia yang mengharuskanmu berpikir ulang untuk mencobanya.

sumber: menofthewest.net

Mendulang kesuksesan di usia muda merupakan impian hampir setiap orang, terutama generasi milenial yang memang memiliki segudang cita-cita. Hanya saja untuk mewujudkan mimpi itu kamu harus memiliki sumber motivasi, misalnya dari buku. Nah, berikut ini adalah 6 buku motivasi sukses yang wajib kamu baca sebagai generasi milenial.

1. Think and Grow Rich - Napoleon Hill


sumber: embassybooks.in

Tahukah kamu bahwa buku karya Napoleon Hill ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1937? Meski sudah termasuk buku tua, tetapi sampai sekarang masih banyak orang yang membaca "Think and Grow Rich", lho. Alasannya tentu saja isi yang terkandung di dalam buku ini mampu menjadi motivasi sukses untuk banyak orang.

"Think and Grow Rich" sendiri adalah buku best seller pada masanya, sehingga digadang-gadang sebagai masterpiece dari buku motivasi yang pernah ada. Kamu akan memperoleh pengetahuan tentang dasar-dasar meraih kesuksesan yang diyakini mampu mengubah mindset-mu tentang kekayaan. Buku ini telah diterjmahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia.

2. Mimpi Sejuta Dolar - Merry Riana

sumber: ebooks.gramedia.com

Buku ini cocok untuk kamu yang menyukai bacaan tentang kisah hidup orang-orang sukses. "Mimpi Sejuta Dolar" adalah buku yang berisi perjalan hidup  Merry Riana pada saat kuliah di Singapura. Demi mewujudkan mimpinya memiliki satu juta dollar, Merry harus berusaha ekstra keras dan semaksimal mungkin.

Seperti kata orang bijak bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil dan begitu pula yang akhirnya dialami oleh Merry Riana. Uang sejuta dolar yang diimpikan Merry akhirnya terkumpul pada usia 26 tahun. Kini siapa yang tidak mengenal sosok Merry Riana, seorang motivator muda dan pengusaha sukses di Indonesia.

3. The Magic of Thinking Big - David J. Schwartz

sumber: kobo.com

Buku selanjutnya yang wajib kamu baca sebagai generasi milenial adalah karya dari seorang guru besar Universitas Georgia. Selain profesi tersebut David J. Schwartz juga dikenal sebagai penulis buku-buku motivasi di Amerika Serikat. Salah satu bukunya yang telah menginspirasi banyak orang adalah "The Magic of Thinking Big".

"The Magic of Thinking Big" diterbitkan pada tahun 1959 dan berisi berbagai hal tentang kekuatan berpikir. Schwartz juga menjelaskan secara gamblang mengenai penyebab banyak orang merasa takut dan ragu untuk mewujudkan mimpi besar di dalam hidupnya. Jadi sebagai generasi milenial kamu sudah seharusnya membaca buku ini, ya.

4. Never Too Young to Become a Billionare - Yasa Singgih

sumber: goodreads.com

Pernah tidak kamu mendengar salah satu branded terkenal dari fashion pria 'Men's Republic'? Nah, ternyata ada kisah motivasi yang bisa kamu petik di balik  kesuksessan dari founder-nya, Yasa Singgih. Tenang saja! Kamu hanya perlu membaca "Never Too Young to Become a Billionare" untuk mengetahui sekelumit kisahnya, kok.

Jadi dalam buku "Never Too Young to Become a Billionare", Yasa Singgih menceritakan tentang perjalanan hidupnya meraih sukses di usia 20 tahun. Lengkap dengan semua strategi dan rahasia yang diterapkan Yasa Singgih sampai akhirnya bisa menjadi pebisnis muda. Buku ini akan cocok sekali kamu baca jika mempunyai mimpi untuk menggeluti dunia bisnis.

5. Millenials into Leadership - Lisa Orrell

sumber: speakersgold.com

Seringkali jiwa kepemimpinan yang kurang menjadi hambatan terbesar seseorang untuk meraih kesuksesan. Padahal salah satu pondasi penting untuk sukses, apalagi di usia muda, adalah memiliki jiwa kepemimpinan. Pasalnya hal itu akan membantumu untuk mengelola kepercayaan diri, tekad, dan juga keyakinan untuk maju.

Maka dari itu Lisa Orrell hadir dengan "Millenials into Leadership" demi membantu untuk menciptakan jiwa kepemimpinan dalam dirimu. Buku yang memang didedikasikan kepada para generasi milenial ini akan membuka wawasanmu. Khususnya bahwa pekerjaan apapun bisa sukses selama ada jiwa kepemimpinan.

6. Your Job is not Your Career - Rene Suhardono

sumber: bookabuku.com

Apakah kamu percaya bahwa kebanyakan orang Indonesia bekerja tidak sesuai dengan passion-nya? Dua alasan besar yang menyebabkannya adalah keinginan mengikuti tren dan gaji. Padahal bekerja sesuai dengan kemampuan akan membuatmu lebih merasa enjoy dan bersemangat untuk terus maju.

Rene Suhardono hadir membawa solusi melalui bukunya yang berjudul "Your Job is not Your Career". Buku ini akan membuka mata dan pengetahuanmu bahwa perjalanan hidup membutuhkan motivasi dan tujuan yang pasti. Kedua hal itulah yang bisa membantumu untuk mencapai sukses dengan sebenar-benarnya dirimu.

Nah, itulah enam buku motivasi sukses yang wajib kamu baca, generasi milenial! Semoga bermanfaat.






“Hujan ketujuhmu akan segera turun.”

            Ia mengangguk. Tak perlu mendengar lebih jauh lagi, karena pernyataan itu sudah jelas. Hujan ketujuh adalah akhir. Perdebatan sejak semalam itu masih saja berlanjut. Justru makin bertambah sengit, karena masing-masing pihak kukuh dengan pendiriaannya. Bosan mendengar perdebatan tak berujung itu, sebut saja namanya Sauda, karena ia adalah masa lalu terkelam di antara yang lain, memilih menjauh. Menyusuri lautan seperti biasa. Beberapa yang kebetulan berpapasan dengannya membungkuk, tanda penghormatan.

            Sambil menyusuri laut, Sauda tak sengaja menangkap siluet perempuan di bibir pantai. Rambut panjangnya dibiarkan berkibar tertiup angin. Ia tahu bahwa perempuan itu tengah berperang dengan perasaannya, karena sama sekali tidak peduli terhadap gelombang laut yang menghempas kaki jenjangnya. Hampir tujuh hujan dilewati Sauda di laut ini dan ia masih belum bisa mengerti tentang pikiran manusia. Bahwa laut selalu saja menjadi kubangan duka. Meski begitu pada sisi lain manusia dapat tertawa lepas pula. Jadi apa benar bahwa laut menawarkan duka dan suka pada saat yang sama?

            “Tidakkah ia tahu tentang dongeng dari laut?”

***

            Konon setiap penyakit yang dialami manusia di muka bumi adalah penggugur dosa. Ketika itu Tuhan akan mengutus malaikat untuk mengambil dosanya, kemudian dibuang di laut. Kisah setelah itu selanjutnya menjadi dongeng yang diwariskan turun-temurun. Katanya dosa yang telah dibuang itu akan menjelma menjadi buih lautan dan berinteraksi layaknya manusia, akan tetapi mereka mengemban sebuah misi yang tidak ringan. Setiap dosa harus menemukan tuannya dan membantu agar tidak terjerumus kembali ke dosa yang sama. Jika mereka berhasil menunaikan misi itu, mereka dapat melebur bersama lautan. Sebaliknya jika gagal, maka mereka harus siap jadi santapan ikan-ikan.

            Susah payah Hek menyeret tubuhnya yang gemetar ke bawah pohon kelapa. Tampaknya Tuhan masih belum berniat mencabut nyawanya meski sudah hampir satu jam berdiri bodoh di bibir laut. Dalam keremangan ia tahu bahwa kakinya nyaris membiru. Ia berdecak sedikit kesal. Sebuah usaha sia-sia. Tak ingin bunuh diri, maka ia mencari cara agar mati dengan tenang. Mungkin inilah yang dimaksud enggan hidup, tapi tak berani bunuh diri. Saat itu hujan deras tiba-tiba mengguyur, menyambut kala pertamanya di pantai ini.

            “Apa kabar, Hek?”

            Hek tersentak dengan kehadiran sosok yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Mata hitamnya melebar. Siapa sosok asing ini?

            “Tak perlu sekaget itu. Aku mengenalmu dengan baik. Begitupun sebaliknya.”

            Kening Hek berkerut, tetapi kekagetannya mulai reda.

            Sosok itu tertawa kecil. “Tidakkah kau tahu tentang dongeng dari laut?” Tanpa menunggu jawaban Hek, ia melanjutkan. “Laut adalah kubangan duka dan dosa. Buih yang terhempas gelombang itu adalah sekian dari beribu dosa yang terbuang.” Ia menoleh menatap mata Hek dalam-dalam. “Percayakah kau bahwa satu dari sekian buih itu adalah dosamu?”

            “Aku pernah menjadi bagian dari seorang perempuan. Gadis kecil manis dan penurut. Kali pertama membantah orang tuanya, meninggalkan rumah, berkubang dalam maksiat, membunuh sahabatnya, menutup telinga saat mendengar kabar kematian ayahnya… Aku tahu dengan jelas bahwa dosanya sudah tak terhingga. Dan sampai beberapa detik lalu aku masih bertanya-tanya mengapa Tuhan begitu baik membuang dosanya ke laut? Jawabnya, karena sesungguhnya ia masih memiliki hati nurani.”

            Hujan mulai reda dan sosok itu perlahan-lahan memudar.

            Ingatan ketika Hek kecil sakit tiba-tiba menyeruak. Saat itu ibunya bercerita bahwa sakit adalah penggugur dosa. Hek tersentak. “Siapa namamu?”

            “Aku adalah dosa terkelam. Sauda,” ucapnya sebelum menghilang. Hujan terakhirnya telah usai.

***

            Beruntung selama ini Sauda terbiasa menutup perasaannya. Ia menatap sedih ke bibir laut. Bukan nasibnya yang ia pikirkan, tapi nasib perempuan itu. Hek kembali berdiri di bibir laut. Tiga ekor ikan berenang mendekat pada Sauda. Dan ketika ikan itu perlahan menggerogoti tubuhnya, ia tahu bahwa misinya telah gagal. Benar. Sedikit sekali orang yang bertobat atas dosa-dosanya.

***

Takalar, 18 Agustus 2017
SETANGKAI EDELWEIS
Yusriah Ulfah Winita

Masihkah kau sebut Edelweis sebagai lambang keabadian, jika bersamanya terkubur ikrar abadi?
            Masih segar di ingatan wanita bermata cekung itu, tiga puluh tahun lalu, dua rupa yang mungkin sekalipun ia ingin, tak akan pernah lekang. Ekor matanya yang sudah dimakan usia bergerak-gerak. Kelebat dua rupa itu kembali mengusik. Memaksa kenangan yang sangat ingin dikuburnya bangkit lagi.
            “...Maukah kau menjadi penyempurna hidupku? Bukan hanya di dunia, melainkan kelak di kehidupan kedua. Tuhan dan Gunung Bawakaraeng ini menjadi saksinya.” Pria berkulit kecokelatan itu berjongkok di atas bongkahan batu besar berlumut. Setangkai Edelweis dalam genggamannya.
            “Aku...”
            Jari yang tak lagi seperti dulu menyeka sudut matanya. Bahkan setelah waktu berputar, matanya masih saja tak sanggup membendung rasa sakit itu. Bukan hanya mata, tetapi juga hatinya. Kadang ia menyesali, mengapa waktu itu ingatannya tak hilang saja. Bukankah dalam hidupnya sudah tidak ada lagi yang bisa dipertahankan? Bersama dengan kenangan itu, Tuhan merenggut semua yang dimilikinya. Lihat saja, sekarang ia telah menjelma menjadi boneka tua yang hanya bertumpu pada kursi roda, tangan kiri tak lagi bisa bergerak, dan jari-jari yang luluh lantah bentuknya.
            Sungguh, Tuhan tidak pernah adil padanya. Sejak dulu...
***
Oriza. Agustus, 1992
Wawan nama pria itu. Kulitnya kecokelatan, tubuh tidak terlalu tinggi, tetapi selalu dapat menarik perhatian kaum hawa. Termasuk Oriza. Seorang gadis sederhana yang memiliki setumpuk mimpi. Ia terlampaui mengagumi sosok Wawan. Bahkan ketika para pengagumnya mundur perlahan-lahan karena hobi mendaki, Oriza tetap kukuh pada pendiriannya. Bukan hanya mengagumi lagi, ia ingin memiliki sosok itu. Dan keinginannya menjadi kenyataan. Setahun setelah mengenal Wawan, mereka melangsungkan ikrar suci. Tanpa wali.
Sehari, seminggu, sebulan... semua baik-baik saja. Hingga pada suatu hari, untuk pertama kali, Wawan mengajaknya mendaki. Meski awalnya ragu, pada akhirnya Oriza setuju. Tetapi, siapa sangka. Pendakian yang harusnya berakhir bahagia itu justru mendatangkan prahara.
            Wanita yang sudah begitu dikenalnya entah mengapa terlihat lain hari itu. Juli, teman sekampus Wawan. Sejak pertama kali mengenal Wawan, kala itu juga ia mengenal Juli. Pembawaannya ceria. Juga satu-satunya teman Wawan yang memiliki tatapan lain padanya.
            “Julia Sativa, Maukah kau menjadi penyempurna hidupku?...”
            Pertanyaan di benak Oriza terjawab sudah kala itu. Lanjutan kalimat Wawan tak lagi didengarnya. Hanya ada gelap, setelah kalimat almarhum Ayahnya terngiang.
            “Ayah memberi kalian nama yang jauh berbeda tetapi saling melengkapi...”
Alasan kenapa Juli memiliki tatapan berbeda padanya, bukan sekedar sebagai orang terdekat Wawan, melainkan karena darah mereka memang sama.
***
Juli. Februari, 2022    
Kini air mata telah membanjiri wajah keriputnya. Miris mengenang kejadian ketika Wawan berlutut di hadapannya dengan setangkai Edelweis.
            “Ibarat Edelweis, aku ingin cinta kita abadi.”
            Sementara beberapa meter dari mereka, Oriza tergolek tak berdaya. “Kakak...”
            Saat itu, ia baru sadar kalau dirinya berada di antara Wawan dan Oriza, adiknya sendiri.
            “Kalau kau masih menganggapku wanita yang melahirkanmu, jangan pernah mengukir cerita dengan laki-laki itu!”
            Bola mata gadis berusia dua puluh itu bergerak-gerak. Ada kilatan tekad terpancar di dalamnya. “Kenapa!?” setengah berteriak. “Bukankah salah satu kewajiban orang tua adalah menikahkan anaknya? Mama pernah bilang sudah bosan dengan tingkahku, jadi biarkan saja aku dengannya. Karena setelah itu, kewajiban Mama gugur padaku. Tidak lagi perlu memberiku uang jajan, membuat sarapan, atau...”
            “Ambil.” Suara wanita bertubuh gempal itu pelan, tetapi cukup menghentikan kalimat putri semata wayangnya. Sebuah amplop putih disodorkan.
            Seketika ia tersentak. Kenapa ingatan itu baru melintas di benaknya sekarang? Saat semua sudah terlambat. Mungkinkah ini teguran Tuhan karena ia telah menyakiti hati orang yang paling tulus mencintainya? Astaga! Betapa durhakanya ia pada waktu itu...
            Jika berandai-andai tidak terlalu menyakitkan, maka ia akan mengandaikan waktu itu lebih sabar sedikit. Membuka amplop putih dari Mama, membacanya. Mungkin saja, di antara lembaran rupiah yang diberinya terselip sebuah fakta kalau pria yang diperjuangkannya telah menikah siri dengan adiknya sendiri.
Andai saja... Mungkin saat ini ia masih bisa melihat Oriza... Mama... mungkin juga Wawan.
            Tidak peduli lagi dengan kalimat Mamanya, gadis dua puluh tahun itu meraih amplop putih di atas meja yang taplaknya sudah usang. Dan tanpa basa-basi menarik ransel besarnya, lalu pergi. Ia sudah bulat, hari ini adalah hari terakhir menginjakkan kaki di rumah reot yang sudah bertahun-tahun mengikuti langkahnya. Ketika kakinya terhenti tepat di ujung pekarangan, ia melempar amplop itu ke tong sampah. Tanpa membukanya.
***

            
UNTUK ADIKKU

Adikku,
Jangan kau sangsi garis takdirmu,
yang tertulis untaian jalanmu.
Biar jalan penuh kerikil,
tak baik melempar ke jalan jiwa lain.
Biar jalan semerbak kesturi,
tetaplah menunduk.

Adikku,
Walau ribuan maki keluar dari bibir,
takkan berkurang kasihku.
Percayalah.

Jika tak kau temui kepercayaan,
maka Tuhan-lah tempatmu kembali, sayang.

Tamalanrea, 28 Maret 2016, 20.28 WITA


Putih Abu-Abu
Yusriah Ulfah WInita

Bersama kita merajut asa
Berbagi dalam kepingan cahaya
Bermimpi tentang hari esok
Bertualang dalam dunia abu-abu

Kita adalah kuncup-kuncup,
yang menanti kekasihnya
Kita adalah tunas-tunas, 
yang mendamba musim semi
Kita adalah kunang-kunang,
yang bercita menjadi bintang

Ketika...
Sepenggal asa menyapa...
Merentangkan sayap putihnya...
Menawarkan sepotong harapan...

Saat itulah...
Kita menghiasi langit malam 
Saling melambai dalam rujatan masa lampau
Bertitip salam pada semilir angin
Berharap takdir berpotongan

Karena, 
Sayap abu-abu telah menjelma,
pada pijakan yang berbeda
KISAH SEDERHANA

Ini hanya sebuah kisah sederhana tentang rutinitas pagi, yang kadang luput dari perhatian kita. Aku sendiri juga baru tahu dari seorang teman.

Di sebuah jalan, pagi. Saat berangkat ngampus bersama seorang teman. Ia berkata padaku, "Lihatlah. Aku selalu suka dengan rutinitas pagi seperti ini." Aku sedikit bingung, bertanya, "Rutinitas bagaimana?" Ia tersenyum, "Begini. Kesibukan mahasiswa lalu-lalang menuju kampus, bahkan hampir memenuhi seluruh jalan kecil ini. Sangat berkesan."

Aku lantas mengamati sekeliling. Benar!! Aku tersenyum sambil berkata, "Ini baru pertama kalinya aku merasakan pagi seperti ini."
"Setelah sekian lama tinggal di sini?" ia setengah tak percaya. "Berarti masih ada lapis pagi hari yang belum terjamah olehmu selama ini."

Ini hanya secuil kisah yang terukir di jalan ini. Kalau kau ingin menyaksikannya, cobalah datangi jalan pemukiman di sekitaran kampus. Mungkin rutinitas seperti itu akan kau temui.
 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes